Rasio Keuangan Bank Dan Kinerja Sektor Industri Perbankan

Rasio keuangan bank dan kinerja sektor industri perbankan, Apakah salah satu portfolio saham Anda adalah sektor perbankan? jika iya maka hari ini adalah hari yang tepat untuk Anda karena kami akan berbicara tentang rasio keuangan bank dan kinerja sektor industri perbankan. Dan kenapa Saya katakan bahwa ini adalah hari yang tepat? hal ini dikarenakan bahwa ketika Anda paham dengan baik tentang rasio keuangan bank maka setidaknya Anda mempunyai metode untuk mengetahui valuasi saham khususnya sektor perbankan sehingga Anda pun akan mengerti seperti apa sebenarnya kinerja sektor industri perbankan saat ini.
Rasio keuangan perbankan
Rasio Keuangan Perbankan

Sebelum kita lanjut mengenal rasio keuangan bank perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa laporan keuangan sektor perbankan ini sedikit berbeda jika dibandingkan sektor industri lainnya sehingga didalam blog ini juga disampaikan materi tentang rasio keuangan bank secara terpisah dengan materi pembahasan lainnya yaitu rasio keuangan perusahaan dan cara menghitungnya.

Karena komposisi laporan keuangan sektor industri perbankan berbeda dengan sektor industri lainnya maka untuk menganalisis laporan keuangan sektor industri perbankan juga diperlukan perlakuan yang berbeda yaitu dengan menggunakan beberapa rasio keuangan bank seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), dan Non Performing Loan (NPL).

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio keuangan bank jenis ini bisa dikatakan sebagai Rasio Kecukupan Modal yang didapat dari perbandingan besarnya modal yang dimiliki bank terhadap total nilai asetnya. Sebenarnya banyak sekali faktor yang dimasukkan kedalam rumusan untuk menghitung rasio keuangan bank CAR terutama yang berhubungan dengan faktor risiko tetapi kita tidak perlu khawatir karena perhitungan CAR ini biasanya sudah dihitung oleh perbankan dan dimasukkan kedalam catatan laporan keuangan sehingga kita hanya perlu melihatnya saja.

Tetapi jika Anda ingin tahu bagaimana perhitungan kasarnya rasio keuangan bank ini maka ilustrasi berikut bisa dijadikan sebagai patokan perhitungan.
Rasio keuangan bank, CAR
Rasio Keuangan Bank, CAR Bank Mandiri (BMRI)

Misalkan saja sebuah bank mempunyai modal 100 Milyar kemudian mempunyai aset berupa gedung perkantoran senilai 30 Milyar dan mempunyai Dana Pihak Ketika (DPK) berupa tabungan, giro, dan deposito dari masyarakat sebesar 200 Milyar maka perhitungan rasio keuangan bank CAR adalah sebagai berikut. Besarnya modal adalah 100 Milyar, dan besarnya nilai aset adalah modal ditambah gedung ditambah lagi DPK sehingga totalnya adalah (100 + 30 + 200) 330 Milyar sehingga besarnya rasio keuangan CAR bank tersebut adalah (100 / 330)*100% = 30,03 %.

Perlu diketahui sebelum kita lanjut ke pembahasan lebih lanjut bahwa Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas perbankan Indonesia memberikan batas minimum rasio keuangan bank CAR yang dimiliki oleh perbankan adalah minimum 8%. Rasio keuangan bank CAR ini sendiri memperlihatkan kemampuan bank untuk mengembalikan uang nasabahnya ketika terjadi rush atau penarikan uang secara besar-besaran. Jika Rasio keuangan CAR bank sangat rendah maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak sehat sehingga bank harus menaikkan nilai rasio keuangan bank CAR-nya dengan cara menambah modal.

Jadi, semakin besar nilai rasio keuangan CAR bank maka semakin sehat bank tersebut dan begitu juga sebaliknya semakin kecil nilai rasio keuangan CAR bank maka semakin sehat bank tersebut. Sehingga carilah perbankan yang mempunyai nilai rasio keuangan bank CAR yang besar. Hanya perlu mengingatkan kembali bahwa nilai rasio keuangan bank CAR ini sewaktu-waktu juga bisa berubah loh seiring dengan bertambah atau berkurangnya Dana Pihak Ketiga (DPK).

Ketika banyak sekali nasabah yang menabung didalam sebuah bank maka otomatis nilai rasio keuangan bank CAR akan semakin turun sehingga Bank untuk menjaga nilai rasio keuangan CAR nya maka Bank tersebut harus menambah modal.

Net Interest Margin (NIM)

Rasio keuangan bank jenis ini disebut juga sebagai marjin pendapatan bunga bersih yang didapat dari perhitungan perbandingan besarnya nilai pendapatan bunga bersih terhadap total nilai aset yang disalurkan sebagai kredit. Dan jika kita ingin tahu berapa besarnya rasio keuangan NIM bank maka lagi-lagi kita tidak perlu bersusah payah menghitungnya karena pihak Bank sudah menghitung dan mencantumkannya kedalam laporan keuangan yang rutin dipublikasikan kepada khalayak umum.
Rasio keuangan bank, NIM
Rasio Keuangan Bank Mandiri, NIM

Jika Anda ingin tahu bagaimana cara menghitung besarnya nilai rasio keuangan bank, NIM, maka ilustrasi berikut ini bisa membantu Anda memahaminya,

Misalkan Bank mempunyai total aset 330 Milyar dan sebesar 250 Milyar dari aset tersebut disalurkan sebagai kredit dan menghasilkan bunga pinjaman sebesar 12.5 Milyar dan biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 5 Milyar maka besarnya nilai rasio keuangan NIM bank tersebut sebesar (12.5 - 5) / 250 = 0.03 atau 3%.

Jadi, semakin besar nilai rasio keuangan bank, NIM, maka semakin baik kinerja Bank tersebut karena rasio keuangan NIM mencerminkan kemampuan Bank mencetak keuntungan. Dan jika Anda adalah seorang trader / investor maka pilihlah Bank yang mempunyai nilai rasio keuangan NIM paling tinggi.

Sehingga jika ada dua buah bank dengan jumlah aset yang hampir sama maka Bank yang mempunyai nilai rasio keuangan NIM lebih besar maka Bank tersebutlah yang mempunyai kinerja yang lebih baik karena Bank tersebut mampu memanfaatkan aset yang dimiliki secara lebih baik.

Jadi intinya sih, besarnya nilai rasio keuangan NIM dipengaruhi oleh tingkat suku bunga baik karena kebijakan Bank sentral atau Bank itu sendiri kepada debiturnya sehingga jika Bank sentral menurunkan suku bunga maka bisa dipastikan besarnya nilai rasio keuangan NIM akan berkurang karena besarnya pendapatan bunga juga menurun atau jika debitur bank paling besar adalah korporasi yang meminjam dengan suku bunga rendah maka besarnya pendapatan bunga juga akan turun.

Non Performing Loan (NPL)

Rasio keuangan bank selanjutnya adalah Rasio Kredit Bermasalah yang didapat dari perbandingan nilai kredit macet terhadap besarnya nilai kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Rasio keuangan ini ada dua jenis yaitu rasio keuangan NPL gross dan rasio keuangan NPL net. Untuk mendapatkan data ini kita tidak perlu bersusah payah menghitungnya karena Bank sudah menghitung dan menyampaikannya melalui laporan keuangan :)
Rasio keuangan bank, NPL
Rasio Keuangan Bank, NPL

Untuk menghitung besarnya nilai rasio keuangan NPL ilustrasi berikut bisa dijadikan referensi,

Misalkan Bank mempunyai aset yang disalurkan sebagai kredit sebesar 250 Milyar dan dari nilai tersebut 10 Milyar mengalami gagal bayar atau macet sehingga nilai rasio keuangan NPL bank tersebut sebesar 10 / 250 = 0.04 atau 4%.

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya bahwa rasio keuangan NPL ada dua jenis yaitu rasio keuangan NPL Gross (Rasio Kredit Bermasalah Gross) dan rasio keuangan NPL Net (Rasio Kredit Bermasalah Nett).

Rasio keuangan NPL gross adalah rasio kredit bermasalah yang dihitung berdasarkan perbandingan besarnya kredit macet yang pasti tidak dapat ditagih dijumlah besarnya kredit macet yang kemungkinan masih bisa ditagih terhadap besarnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

Sedangkan rasio keuangan NPL nett adalah kredit bermasalah yang dihitung berdasarkan perbandingan besarnya kredit macet yang sudah pasti tidak dapat ditagih terhadap besarnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

Kita sebagai trader / investor lebih baik melihat rasio keuangan NPL Gross dibanding rasio keuangan NPL Nett karena rasio keuangan NPL Gross adalah besarnya kredit macet yang terdiri dari kredit macet yang sudah pasti gagal bayar dan kredit macet yang kemungkinan masih bisa ditagih. Meskipun begitu kita ambil jalan amannya saja jika ternyata kredit macet yang kemungkinan bisa ditagih tersebut ternyata menjadi kredit macet yang benar-benar tidak bisa ditagih (gagal bayar). Sehingga paling aman ya ambil nilai rasio keuangan NPL Gross saja dibandingkan rasio keuangan NPL Nett. Dan nilainya rasio keuangan NPL Gross ini bisa lebih besar atau sama dengan rasio keuangan NPL Nett.

Didalam laporan keuangan nilai rasio keuangan NPL ini masuk kedalam kategori kerugian sehingga mampu mengurangi keuntungan yang didapat bank. Jadi semakin besar nilai rasio keuangan NPL sebuah bank maka semakin jelek kinerjanya. Dan besarnya rasio keuangan NPL ini bisa juga mengindikasikan bahwa bank sebagai penyalur kredit kurang teliti ketika menyalurkan kredit kepada para debiturnya.

Sebelum Saya tutup diskusi hari ini dapat kami sampaikan bahwa itulah tadi beberapa rasio keuangan bank yang ada didalam sektor industri perbankan yang dapat kita jadikan sebagai acuan ketika akan memilih saham di industri perbankan yang berkinerja baik di Bursa Efek Indonesia (BEI).