Cara Menggunakan Oscillator Untuk Melihat Akhir Sebuah Trend

Oscillator adalah sebuah object atau data yang selalu bergerak bolak balik diantara dua titik yang sudah kita ketahui nilainya. Hmmmm, mungkin jika Anda masih ingat pelajaran SMA tentang gerak bolak balik maka Anda pasti paham dengan apa yang sedang kita bicarakan.
Cara Menggunakan Oscillator Untuk Melihat Akhir Sebuah Trend
Cara Menggunakan Oscillator Untuk Melihat Akhir Sebuah Trend

Oke mari kita lanjutkan pelajarannya, indikator yang termasuk oscillator antara lain adalah Stochastic, Relative Strenght Index (RSI), dan Parabolic SAR. Dan perlu saya ingatkan kembali bahwa masing-masing indiator ini didesain untuk melihat pergerakan jenis reversal trend yaitu pergerakan yang berkebalikan dengan arah sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya mari kita bahas contoh penggunannya pada chart GBP/USD berikut ini.

Kita akan menggunakan tiga buah indikator kedalam grafik pergerakan harga pasangan mata uang GBP/USD yaitu Parabolic SAR, RSI, dan Stochastic. Jika Anda sudah lupa dengan ketiga indikator silahkan pelajari lagi disini.

Seperti yang terlihat bahwa semua indikator yang kita tampilkan semuanya memberikan sinyal BUY pada akhir Desember. Jika kita membuka posisi order trading maka setidaknya 400 pip akan didapatkan. MANTAB kan!


Kemudian minggu ketiga januari ketiga indikator menunjukkan adanya sinyal SELL  dan jika Anda benar-benar mengambil posisi trading maka selama 3 bulan kedepan Anda akan mendapatkan PIP yang sangat banyak sekali gan.

Dan sekitar April semua indikator RSI, Parabolic SAR, dan Stochastic memberikan sinyal SELL lagi. Gimana masih tidak percaya akan manfaat indikator Oscillator!

Oke mari kita lihat contoh leading oscillator yang memberikan sinyal salah dan kita tidak harus membuka posisi trading.

Pada contoh berikut dibawah ketiga indikator tidak kompak dalam memberikan sinyal sehingga ketika kita menemui hal semacam ini maka kita harus berhati-hati.

Sebagai contoh Parabolic SAR memberikan sinyal SELL di pertengahan Pebruari sedangkan Stochastic menunjukkan sinyal yang berlawanan. Jadi pertanyaannya adalah indikator mana yang perlu diikuti?

Dan sedangkan RSI tidak memberikan sinyal apa pun yang dapat digunakan sebagai referensi.


Silahkan lihat grafik diatas Anda akan tahu bahwa banyak sekali sinyal yang diberikan oleh ketiga indikator tidak saling mendukung.

Selama minggu kedua April kedua indikator Stochastic dan RSI memberikan sinyal SELL sedangkan Parabolic SAR tidak ada sinyal. Dan harga terus melanjutkan pergerakannya keatas, jika Anda membuka posisi SHORT maka sudah dipastikan bahwa Anda akan kehilangan uang.

Begitu juga pada pertengahan bulan Mei jika mengambil posisi BUY mengacu pada indikator Stochastic dan RSI dengan mengabaikan indikator Parabolic SAR.

Jadi apa yang salah dengan ketiga indikator yang sudah kita atur untuk menentukan sinyal BUY atau SELL pada pergerakan harga pasangan mata uang diatas?

Jawabannya adalah terletak pada cara perhitungan masing-masing indikator diatas.

Jadi yang perlu kita perhatikan adalah kita harus hati-hati menggunakan semua indikator teknikal analisis. Jangan terlalu memaksakan kondisi, Jika memang kondisi trading tidak memungkinkan untuk membuka posisi order ya jangan dilakukan. Tunggulah atau cari momen lain yang lebih baik dan memberikan kesempatan yang lebih baik tentunya.

Tulisan Terkait:
  1. Leading dan Lagging Indikator
  2. Cara Menggunakan Oscillator Untuk Melihat Akhir Sebuah Trend
  3. Cara Menggunakan Indikator Momentum Untuk Konfirmasi Sebuah Trend