Ilustrasi Margin Call Trading Forex

Ilustrasi ini menjelaskan tentang istilah margin call didalam trading forex sehingga Anda yang akan memulai trading forex tahu persis apa yang harus dilakukan terhadap kegiatannya. Antara lain adalah mengatur jumlah posisi trading sehingga akun Anda tidak terkena margin call oleh broker Anda secara otomatis. Karena jika akun Anda terkena margin call padahal potensi pembalikan arah harga sangat besar terjadi maka Anda akan sangat rugi.

Margin call sendiri adalah ditutupnya posisi trading Anda oleh broker secara otomatis karena dana jaminan didalam akun trading Anda sudah habis.

Untuk lebih jelasnya mari kita simak ilustrasi jual beli properti yang menggunakan sistem pinjaman berikut ini.


Hmmm sebelum lanjut membahas ilustrasi margin call perlu disampaikan bahwa Saya pun pernah mengalami yang namanya margin call pada saat trading forex. Maklum hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan Saya pada saat itu mengenai margin call itu sendiri.

Biar hal ini tidak terjadi kepada Anda maka Saya akan memberikan gambaran yang jelas mengenai margin call trading forex melalui ilustrasi jual beli properti berikut ini.

Ilustrasi Margin Call pada Transaksi Jual Beli Properti

Misalkan Anda adalah seseorang yang mempunyai usaha jual beli properti yang mempunyai skema usaha, Anda beli sebuah properti dari orang lain kemudian Anda rombak habis-habisan kemudian Anda jual lagi kepada pelanggan Anda.

Pada suatu saat Anda menemukan sebuah properti yang harganya adalah 200 Juta tapi karena modal Anda pada saat itu hanya sebesar 100 Juta maka Anda meminjam sisa modal 125 Juta kepada teman Anda.

Kok pinjamnya 125 Juta, kan harga beli properti hanya 200 Juta? ya, 25 Juta digunakan untuk merombak properti tersebut agar bernilai jual lebih tinggi.

Dan Anda berani meminjam teman Anda karena Anda yakin jika properti tersebut Anda beli dan renovasi maka ada kemungkinan dapat dijual lagi sebesar 400 Juta.

Kemudian Anda berani meminjam sisa modal tersebut kepada teman Anda. Karena teman Anda adalah orang yang baik maka teman Anda tidak mengambil keuntungan sepeser pun tetapi teman Anda juga tidak ingin rugi karena kesalahan Anda. Sehingga Anda dan teman Anda pun membuat sebuah perjanjian. 

Jika ternyata nilai properti Anda turun karena kondisi ekonomi makro maka teman Anda berhak menjual secara paksa properti Anda tadi pada harga 125 Juta sesuai dengan yang Anda pinjam sebelumnya jika memang ternyata harga tersebut adalah harga terbaik pada saat kondisi ekonomi makro sedang tidak baik alias krisis moneter.

Kok bisa harga properti turun? lihat kenyataannya disini gan... 

Harga jual properti Anda ternyata terlalu tinggi untuk orang yang ingin tinggal didaerah situ dan karena Anda tetap memegang harga jual sebesar 400 Juta maka untuk beberapa tahun properti Anda belum laku juga.

Ternyata badai krisis pun datang hanya ada 1 orang yang menawar properti Anda tadi sebesar 125 Juta dan teman Anda tadi mengetahuinya maka teman Anda tadi memaksa menjual properti tersebut kepada penawar karena takut properti Anda tidak akan laku bahkan 125 Juta jika kondisi ekonomi terus memburuk.

Penjualan paksa oleh teman Anda tersebut terjadi karena teman Anda tidak ingin kehilangan uang yang Dia pinjamkan kepada Anda tadi.

Nah karena penjualan paksa tersebut maka Anda kehilangan modal sebesar 100 Juta.

Mungkin kerugian tidak akan terjadi jika Anda tidak terlalu kaku dengan harga jual properti tadi. Jika dalam beberapa tahun ada orang yang menawar 275 Juta sebelum krisis ekonomi terjadi seharusnya Anda menjual properti tersebut dan mengantongi keuntungan 50 Juta atau 50% dari total modal Anda yang hanya 100 Juta.

Kerugian tersebut tidak akan terjadi jika Anda tidak serakah dan menerapkan sistem manajemen risiko

Jika didalam trading forex kita tidak menerapkan manajemen risiko maka peluang mendapatkan kerugian adalah sangat besar.

Oke mari sekarang kita hubungkan antara ilustrasi jual beli properti dengan trading forex.

Ketika teman Anda menjual paksa properti yang Anda miliki maka kondisi ini kita sebut sebagai margin call dalam trading forex. Karena broker Anda juga tidak ingin rugi ketika harga pasangan mata uang yang Anda beli/jual mengalami kenaikan/penurunan yang melampaui batas saldo Anda.

Ketika Anda hanya mempunyai modal 100 Juta tetapi dapat membeli properti dengan harga 200 Juta plus biaya renovasi 25 Juta maka sebenarnya Anda sedang menggunakan daya ungkit (leverage) sebesar 1:2,25.

Trading forex adalah bisnis High Risk High Return, Ketika Anda terkena margin call atau penjualan paksa maka kerugian yang Anda miliki bisa mencapai 100% jika tidak menerapkan manajemen risiko. Tetapi jika Anda bisa untung maka keuntungan yang Anda peroleh bisa mencapai puluhan bahkan sampai ratusan persen.