Cara Menghasilkan Passive Income Dari Investasi Saham Bagi Karyawan

Tulisan berjudul "Cara menghasilkan passive income dari investasi saham bagi karyawan" adalah jawaban dari sebuah obrolan singkat antar karyawan yang kira-kira seperti ini bunyinya, "Apakah bisa kita kaya raya dari investasi saham? langsung saya jawab dengan tanpa berpikir keras alias spontan saja, Sangat bisa sekali bahkan ketika posisi kita adalah masih sebagai seorang karyawan".

Dan tulisan ini semoga mampu menjawab pertanyaan kamu semua yang masih ragu-ragu ketika akan melakukan investasi instrument saham khususnya bagi kita yang masih ingin terus bekerja sebagai karyawan tetapi ingin menghasilkan passive income.
Passive income dari investasi saham
Passive Income

Sebelum kita bahas lebih lanjut, silahkan kamu baca terlebih dahulu mengenai saham itu sendiri tetapi jika kamu sudah paham betul tentang apa itu saham maka silahkan dilanjut bacanya.

Seperti yang sudah pernah kita ketahui bahwa keuntungan membeli saham atau investasi saham itu ada dua macam bentuknya yaitu keuntungan dari pembagian dividen dan keuntungan dari penjualan saham itu sendiri yang biasa kita sebut dengan istilah capital gain.

Nah kalau kita berbicara tentang cara menghasilkan passive income dari investasi saham berarti kita akan banyak berbicara tentang pembagian dividen. Dan perlu diketahui juga bahwa pembagian dividen ini bisa dilakukan secara rutin oleh perusahaan setiap tahunnya setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan tentunya dividen ini berasal dari keuntungan perusahaan.

Kalau perusahaan nggak untung gimana? Jika perusahaan nggak untung seharusnya dia nggak bakal bagi-bagi dividen kepada para pemegang saham.

Jadi jika ingin menghasilkan passive income dari kegiatan investasi saham maka kita harus memilih saham yang rutin membagikan dividen setiap tahunnya kepada para pemegang saham.

Mungkin kamu bertanya, "Berapa sih besarnya dividen yang bisa kita peroleh?" besarnya dividen yang akan kita peroleh "Tergantung berapa jumlah saham yang kita miliki".

Kemudian, besarnya dividen yang kita peroleh tersebut biasa disebut dengan istilah "Dividen yield".

Dividen yield itu apaan sih? Dividen yield adalah perbandingan besarnya dividen yang diterima oleh pemegang saham terhadap besarnya harga saham itu sendiri di pasar saham.

Misalkan kamu membeli saham ABC sebanyak satu lembar dengan harga Rp 100,- dan perusahaan tersebut membagikan dividen kepada para pemegang saham sebanyak Rp 2,- per lembarnya. Maka besarnya dividen yield dari kegiatan investasi saham tersebut sebesar 2% yang diperoleh dari (Rp 2,- dibagi Rp 100,-) dikali 100%.

Jadi, jika kamu punya uang sebanyak Rp 100.000.000,- dan kamu investasikan kedalam saham perusahaan ABC tadi maka jumlah saham yang kamu peroleh sebanyak satu juta lembar saham. Dan besarnya dividen yang kamu peroleh selama setahun adalah sebanyak Rp 2.000.000,-. Hmmmm mungkin kamu berfikir ulang bahwa berinvestasi saham itu hanya menghasilkan passive income yang sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan modal yang sudah kita keluarkan.

Sssst! jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa investasi saham itu menghasilkan passive income yang sedikit. Jika rata-rata pertumbuhan pendapatan perusahaan ABC adalah 20% maka kemungkinan besar harga saham perusahaan tersebut akan naik sebanyak 20% sehingga harganya menjadi Rp 120,- per lembarnya.

Dan jika kamu menjual seluruh saham kamu maka kamu akan mendapatkan hasil penjualan saham sebesar Rp 120.000.000,- dan mampu membukukan keuntungan sebesar Rp 20.000.000,-. Sehingga total keuntungan kamu dari kegiatan investasi saham perusahaan ABC adalah sebesar Rp 22.000.000,-.

Dan ini adalah bagian dahsyatnya dari investasi saham, jangan pernah kamu jual saham perusahaan tersebut jika ternyata perusahaan tersebut mampu mencetak keuntungan secara konsisten setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan 20% per tahunnya.

Karena jika kamu tidak menjual saham tersebut maka selama kurang lebih 5 tahun maka kamu sudah balik modal dan kamu akan mendapatkan passive income secara terus menerus selama kamu memegang sahamnya.

Berikut ini adalah perhitungan detailnya:
Tahun pertama, harga saham Rp 100,-
Tahun kedua, harga saham Rp 100,- x 1,2 menjadi Rp 120,-
Tahun ketiga, harga saham Rp 120,- x 1,2 menjadi Rp 144,-
Tahun keempat, harga saham Rp 144,- x 1,2 menjadi Rp 172,80
Tahun kelima, harga saham Rp 172,80 x 1,2 menjadi 207,36

Setelah tahun kelima modal saham kamu telah berkembang dari Rp 100.000.000,- menjadi sebesar Rp 207.360.000,-. ditambah kamu mendapatkan total dividen sebesar Rp 10.000.000,- selama lima tahun dengan asumsi perusahaan rutin membagikan dividen Rp 2,- / lembar setiap tahunnya.

Perlu diingat kembali loh ya, bahwa besarnya dividen yang akan dibagi kepada para pemegang saham tidak selalu sama dari tahun ke tahun. Hal ini tergantung dari kesepakatan RUPS. Jadi besarnya dividen ini bisa naik atau bisa turun nilainya tergantung besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Makanya, pilihlah perusahaan yang benar-benar bisa mencetak keuntungan secara konsisten bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun.

Jadi, berdasarkan ilustrasi perhitungan pembagian dividen dan penjualan saham tersebut diatas maka dapat kita katakan bahwa seorang karyawan tetap mampu menghasilkan passive income dari kegiatan investasi saham karena kegiatan ini tidak memerlukan waktu yang sangat ekstra seperti ketika jika kita menjalankan bisnis konvensional.

Jadi jika kamu ingin menghasilkan passive income kenapa harus masih ragu. Silahkan kamu lakukan kegiatan investasi saham ini sekarang juga!